Penulis: Rita Dwi Lestari (Mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam) OPINI--- Mohammad Mahfud Mahmodin atau dikenal dengan nama Mahfud MD a...
Penulis: Rita Dwi Lestari (Mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam)
OPINI--- Mohammad Mahfud Mahmodin atau dikenal dengan nama Mahfud MD adalah seorang akademis, hakim, dan politisi berkebangsaan Indonesia yang menjabat sebagai menteri coordinator bidang politik, hukum (menko polhukum) yang menjabat sejak 23 oktober 2019 gagal menjadi cawapres dikarenakan Mahfud MD berbeda pandangan dengan partai politik Nasdem, golkar dan PKB seperti yang dinyatakan oleh Airlangga bahwa Mahfud MD merupakan salah satu tokoh yang pernah merekomendasikan pembubaran golkar maka dari itu golkar tidak yakin dengan Mahfud MD, sedangkan Muhaimin menyatakan bahwa Mahfud MD bukan merupakan kader NU.
Kegagalan Mahfud MD menjadi cawapres menunjukkan realitas politik Indonesia yang luar biasa dengan menguatnya politik identitas. Politik identitas ditujukan pada masyarakat muslim yang mayoritas penduduk masyarakat Indonesia, oleh karena itu pandangan pilpres bisa dibaca sebagai pertarungan kantong suara umat islam diberbagai daerah Indonesia, politik identitas dikaitkan sebagai strategi sentral dan kampanye dikalangan kandidat Presiden dan Wakil Presiden, tetapi masalah politik identitas sangat mendominasi dalam pemilihan capres dan cawapres. Politik identitas yang sering digunakan dalam pemilihan umum memberikan kesan bahwa ada penyimpangan proses demokrasi, dikarena memicu terjadinya perpecahan kelompok dan perselisihan kelompok dengan kelompok lainnya, ini merupakan tanda dari demokrasi yang bekerja sangat buruk, dan hanya mementingkan visi misi program kepercayaan dengan penjualan identitas untuk mengumpulkan suara, namun demikian politik identitas hanya dianggap gambling bagi partai politik.
Tidak ada komentar