Penulis: Luqmanul Hakim (Mahasiswa Komunikasi & Penyiaran Islam, IAIN Parepare) OPINI-- Era digital telah memunculkan fenomena baru dal...
Penulis: Luqmanul Hakim (Mahasiswa Komunikasi & Penyiaran Islam, IAIN Parepare)
OPINI-- Era digital telah memunculkan fenomena baru dalam bentuk platform media sosial, dengan TikTok sebagai salah satu yang paling memikat perhatian generasi Z. Platform ini tidak hanya menjadi wadah kreativitas, tetapi juga membentuk pandangan hidup dan standar bagi anak muda saat ini. Dalam pengalaman yang serba cepat ini, generasi Z ditempa oleh inspirasi dan ketergantungan, terutama ketika membicarakan kehidupan sehari-hari, karir, dan percintaan.
1.
1. Inspirasi
atau Ketergantungan di Kehidupan Sehari-hari:
TikTok, dengan trennya
yang terus berkembang, telah menjadi sumber inspirasi bagi generasi Z. Namun,
di balik inspirasi tersebut, ada risiko ketergantungan pada standar yang
mungkin tidak selalu mencerminkan kehidupan nyata. Mereka sering kali menilai
keberhasilan dan kebahagiaan berdasarkan standar TikTok yang tidak realistis.
2.
2. Transformasi
Standar di Dunia Kerja:
Saat generasi Z memasuki
dunia kerja, mereka membawa pandangan yang dipengaruhi oleh apa yang mereka
lihat di TikTok. Terjebak dalam gambaran tidak nyata tentang kehidupan
profesional, mereka cenderung mengeluh daripada mencari solusi, menghadapi
kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan realitas di tempat kerja.
3.
3. Hubungan
Percintaan yang Dipengaruhi:
Dalam ranah percintaan,
standar TikTok dapat meracuni pandangan generasi Z terhadap hubungan. Harapan
romantis yang tidak realistis seringkali bertentangan dengan kenyataan,
menciptakan pikiran negatif dan mengancam keberlanjutan hubungan yang
seharusnya mereka nikmati.
4.
4. Ketergantungan
pada Istilah "Mental Health":
Generasi Z sering kali
menggunakan istilah "mental health" sebagai bentuk perlindungan dari
masalah dan tanggung jawab. Hal ini, dalam banyak kasus, muncul karena terlalu
sering mendengar bahasa-bahasa dari TikTok, menciptakan standar yang lemah dan
ketergantungan pada pembenaran psikologis.
5.
5. Menghadapi
Tantangan Masa Depan:
Melalui pemahaman mendalam terhadap dampak TikTok, generasi Z perlu mencari keseimbangan antara inspirasi dan ketergantungan. Mereka dihadapkan pada tugas untuk membangun pemikiran yang lebih maju, mengatasi tantangan dengan kreativitas, dan menerima realitas kehidupan yang tidak selalu sesuai dengan narasi singkat TikTok.
Dengan memahami peran TikTok sebagai sumber inspirasi dan potensi ketergantungan yang merugikan, generasi Z dapat membuka diri terhadap perubahan positif, membentuk standar yang lebih sehat, dan menjelajahi masa depan dengan keyakinan yang lebih kokoh.
1.
Inspirasi
dan Ketergantungan dalam Kehidupan Sehari-hari:
Tren TikTok sering kali
menciptakan motivasi dan inspirasi bagi generasi Z. Namun, banyak dari mereka
terjebak dalam ketergantungan terhadap standar yang mungkin tidak sesuai dengan
realitas. Anak muda perlu belajar membedakan antara aspek yang dapat dijadikan
inspirasi dan ketergantungan yang merugikan.
2.
Transformasi
Standar di Dunia Kerja:
Anak muda yang baru
memasuki dunia kerja terkadang membawa harapan dan ekspektasi yang tidak
realistis yang terpatri dari konten TikTok. Hal ini dapat menciptakan
kesenjangan antara harapan dan realitas, mengarah pada ketidakpuasan dan
keluhan. Penting untuk membimbing generasi Z agar dapat melihat dunia kerja
dengan perspektif yang lebih seimbang.
3.
Pengaruh
pada Hubungan Percintaan:
Standar romantis TikTok
dapat membentuk pandangan generasi Z tentang hubungan percintaan. Terjebak
dalam harapan yang tidak realistis dapat menciptakan konflik dan kekecewaan.
Melalui pemahaman bahwa kehidupan nyata tidak selalu sesuai dengan narasi TikTok,
mereka dapat membangun hubungan yang lebih kuat dan sehat.
4.
Ketergantungan
pada Istilah "Mental Health":
Penggunaan istilah
"mental health" sebagai bentuk perlindungan seringkali menjadi
ketergantungan untuk menghindari tanggung jawab dan kesulitan. Generasi Z perlu
diberdayakan untuk mengatasi tantangan dengan cara yang lebih konstruktif,
bukan sekadar melarikan diri ke dalam istilah yang populer di TikTok.
5.
Menghadapi
Tantangan Masa Depan:
Untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan, generasi Z perlu membangun keterampilan adaptasi dan ketangguhan. Mereka harus memahami bahwa keberhasilan tidak selalu diukur dengan standar TikTok, tetapi dengan kemampuan untuk belajar, beradaptasi, dan berkembang secara pribadi dan profesional.
Menemukan Keseimbangan:
Generasi Z perlu belajar menemukan keseimbangan antara mendapatkan inspirasi dari TikTok dan menghindari ketergantungan yang merugikan. Pendidikan tentang pemilihan sumber inspirasi yang sehat dan kritis menjadi kunci. Ini mencakup pembelajaran bahwa kehidupan nyata seringkali penuh dengan kompleksitas yang tidak dapat direduksi menjadi narasi singkat di TikTok.
Pendidikan dan Kesadaran:
Pendidikan yang lebih mendalam mengenai dampak media sosial, terutama TikTok, perlu diperkuat di sekolah dan lingkungan keluarga. Kesadaran akan potensi dampak negatif dan positif, serta keterampilan kritis dalam mengevaluasi informasi, dapat membantu generasi Z mengambil keputusan yang lebih bijak dalam mengonsumsi konten digital.
Membangun Resilience dan Pemikiran Maju:
Melalui pembangunan resilience, generasi Z dapat menghadapi tekanan dan tantangan dengan lebih baik. Pemikiran maju yang melibatkan pemahaman bahwa keberhasilan tidak selalu sejalan dengan standar TikTok, tetapi dengan kemampuan untuk belajar dan tumbuh, akan membantu mereka meraih masa depan yang lebih sukses dan memuaskan.
Solusi untuk
Permasalahan:
a)
Peningkatan
Literasi Media:
Generasi
Z perlu diberdayakan dengan literasi media yang lebih baik. Edukasi yang
mendalam mengenai bagaimana media sosial memengaruhi persepsi dan perilaku
dapat membantu mereka mengembangkan pemahaman yang lebih kritis dan selektif
terhadap informasi yang mereka konsumsi.
b)
Pemberdayaan
Diri dan Kemandirian:
Memberikan
anak muda alat dan keterampilan untuk menghadapi tantangan dengan kreativitas
dan ketahanan dapat membantu mengatasi ketergantungan pada standar TikTok.
Pendidikan karakter dan pembangunan kemandirian dapat memberikan dasar yang
kuat bagi generasi Z.
c)
Dialog
Terbuka:
Komunikasi
terbuka antara generasi Z, orang tua, dan pendidik sangat penting. Membuka
dialog mengenai pengaruh TikTok, mendengarkan perasaan mereka, dan memberikan
panduan yang sehat dapat membantu menciptakan pemahaman bersama.
Dalam kesimpulan,
penting untuk diakui bahwa TikTok bukanlah musuh, tetapi lebih kepada alat yang
perlu digunakan dengan bijak. Generasi Z perlu memahami bahwa standar yang
disajikan di TikTok hanyalah segmen kecil dari kehidupan yang sebenarnya
kompleks dan beragam. Dengan literasi media yang ditingkatkan, pemberdayaan
diri, dan dialog terbuka, mereka dapat mengambil kendali atas pengaruh media
sosial ini, membentuk persepsi yang lebih sehat, dan meraih masa depan yang
lebih tangguh.
Tidak ada komentar