Penulis: Muh. Nasrul (Mahasiswa Komunikasi & Penyiaran Islam) OPINI--- Pemilu merupakan peristiwa yang sangat penting dalam negara dem...
Penulis: Muh. Nasrul (Mahasiswa Komunikasi & Penyiaran Islam)
OPINI--- Pemilu merupakan peristiwa yang sangat penting dalam negara demokrasi. Pemilu bukan hanya soal “partai demokrasi” yang kerap dicalonkan. Apalagi, pemilu merupakan motor penggerak yang menentukan nasib rakyat dan pemerintahannya lima tahun ke depan.
Pemilu tanpa kecurangan yang menjaga amanah seluruh warga negara adalah impian kita semua. Namun, pilihan kita selalu datang dengan risiko besar. Risikonya ada pada politik uang.
Politik uang dapat merusak upaya untuk memastikan pemilu yang bersih dan adil. Politik uang bisa membuat pemilu kotor, curang, dan penuh penyalahgunaan kekuasaan.
Maka timbul pertanyaan: berapa biaya untuk terjun di politik? Bukan rahasia lagi bahwa sebagian besar pemilih lebih mementingkan berapa “banyak uang” daripada apa “visi dan misi “kandidat.
Apa sebenarnya politik uang itu? Politik uang dapat diartikan sebagai pemberian uang kepada pemilih atau bantuan lainnya untuk mendukung calon tertentu. Atau dia bisa meminta penyelenggara pemilu untuk tidak memalsukan hasil pemilu. Bentuk politik uang yang paling terlihat adalah jual beli suara.
Namun, politik uang bukan hanya soal jual beli suara, politik keras adalah pembajakan dan pemaksaan pemilu. Cryptocurrency dan kebijakan kredit disiapkan di setiap tahap pemilihan. Misalnya, pencalonan caleg di partai politik, penertiban parpol dan caleg di KPU, rekrutmen PNS di TPS, penghitungan suara, rekapitulasi hasil pemilu, dan jual beli suara.
Adanya politik uang menimbulkan berbagai dampak yaitu menghilangkan predikat pemilih yang cerdas dan kompeten dari pemilih, merusak tatanan demokrasi, merendahkan martabat manusia. Karena dapat dikatakan bahwa politik uang merupakan salah satu bentuk penipuan publik.
Sebagai masyarakat, kita harus dapat memantau, memprakirakan, dan melaporkan pelaksanaan politik uang. Kita diharapkan Jangan mudah tergoda. Siapa yang tidak mau dibayar hanya untuk voting? Tapi kita harus bisa melawan agar tidak mudah tergiur suap. Bayangkan sejumlah kecil uang menentukan nasib kita selama lima tahun ke depan. Jika kita hanya memilih uang dan ternyata kita memilih pemimpin yang salah, kita dalam masalah.
Kita bisa memilih atas nasib negara kita lima tahun ke depan dan tidak termakan janji manis para pemilih, jadi biarlah pemilu yang adil dan lebih peduli pada visi dan misi para kandidat daripada berapa banyak uang yang dikeluarkan oleh para calon.
Tidak ada komentar