Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

Classic Header

{fbt_classic_header}

Header

Breaking News:

latest

Perspektif Kontemporer Terhadap Boikot Produk Israel dan Aspirasi Masyarakat dalam Diplomasi Konsumer

Penulis: Azwarani (Mahasiswi Komunikasi & Penyiaran Islam, IAIN Parepare) OPINI--- Pandangan kontemporer mengenai boikot produk Israel m...



Penulis: Azwarani (Mahasiswi Komunikasi & Penyiaran Islam, IAIN Parepare)

OPINI--- Pandangan kontemporer mengenai boikot produk Israel menimbulkan perbedaan antara pro dan kontra dikalangan masyarakat. Beberapa orang melihat hal ini sebagai bentuk solidaritas terhadap isu Palestina, sementara yang lain melihatnya sebagai pendekatan yang kompleks dan kontroversial dalam diplomasi konsumen.

 Suara masyarakat memandang  peran penting dalam membentuk pandangan terhadap boikot produk israel  ini yang mencerminkan kompleksitas dinamika global dan nilai-nilai yang dianut masyarakat. Pandangan kontemporer mengenai boikot barang-barang Israel mencerminkan kompleksitas masalah geopolitik dan hak asasi manusia.

Memboikot produk-produk Israel adalah isu kompleks yang mencerminkan beragam sentimen dan perspektif di masyarakat. Beberapa orang melihat hal ini sebagai bentuk tekanan konsumen untuk mengekspresikan solidaritas terhadap Palestina, sementara yang lain mengkritiknya sebagai hal yang tidak efektif atau bahkan merugikan perdamaian.

Suara masyarakat dalam diplomasi konsumer menyoroti peran individu dan kelompok dalam mempengaruhi kebijakan internasional melalui pilihan konsumsi mereka. Perspektif kontemporer terhadap boikot produk Israel sering mencerminkan suara masyarakat yang ingin mengekspresikan keprihatinan terhadap konflik di Timur Tengah.

Boikot dapat dianggap sebagai bentuk diplomasi konsumer yang mencerminkan keinginan individu untuk berpartisipasi secara aktif dalam isu-isu global melalui pilihan konsumsi mereka. Pandangan kontemporer seringkali dipengaruhi oleh informasi di media sosial dan memiliki akses mudah ke beragam sudut pandang.

Suara masyarakat dalam diplomasi konsumen dapat mencerminkan upaya mereka untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah dan perusahaan melalui keputusan pembelian. Suara masyarakat dalam konteks ini menjadi elemen penting dalam dinamika diplomasi konsumer, menciptakan perdebatan yang terus berkembang..

“Kalau kita boikot,bukannya kita juga merugikan orang-orang yang bekerja disana dan dia muslim juga? Mungkin saja, tapi bila kita tidak lakukan, maka perasaan kita tidak akan tenang, karena mengetahui bahwa sebagian  uang kita akan dipakai untuk mendanai pembantaian saudara kita sendiri ,di kutip pada instagram Ustadz Felix Siauw, Kamis( 2/ 11/ 2023). 

Tidak ada komentar