Penulis: Putri Mega Pratiwi (Mahasiswi Komunikasi & Penyiaran Islam, IAIN Parepare) OPINI--- Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, mer...
Penulis: Putri Mega Pratiwi (Mahasiswi Komunikasi & Penyiaran Islam, IAIN Parepare)
OPINI--- Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, merupakan salah satu nama yang tengah menjadi perbincangan hangat di kancah politik Indonesia. Diumumkan oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, sebagai bakal calon presiden dari PDIP di Pilpres 2024, Ganjar Pranowo seketika menjadi sorotan publik dan menjadi calon kuat dari partai banteng. Namun, pengumuman ini juga menuai beberapa kontroversi dan opini yang berbeda-beda dari masyarakat dan para pengamat politik. Di satu sisi, beberapa pihak menyambut baik keputusan Megawati untuk mengusung Ganjar sebagai bakal calon presiden, karena dianggap sebagai sosok yang memiliki rekam jejak kepemimpinan yang baik dan berhasil dalam menjalankan roda pemerintahan di Jawa Tengah.
Ganjar Pranowo terkenal dengan kebijakan-kebijakannya yang inovatif dan pro-rakyat, seperti program "Mudik Gratis" yang memberikan fasilitas transportasi gratis bagi warga yang ingin pulang ke kampung halaman saat Lebaran. Program ini berhasil meredakan kemacetan di jalur mudik dan memberikan kemudahan bagi warga yang ingin berkumpul dengan keluarga di hari raya.
Selain itu, Ganjar juga dikenal sebagai sosok yang merakyat dan sangat dekat dengan masyarakat. Ia sering berinteraksi langsung dengan warga Jawa Tengah, baik melalui program "Blusukan" maupun media sosial. Sikapnya yang santun dan ramah membuat ia mudah diterima oleh masyarakat dan dianggap sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat.
Namun, di sisi lain, terdapat beberapa yang menyatakan bahwa pengumuman ini mengundang kontroversi. Salah satu alasan kontroversi tersebut adalah karena Ganjar belum secara resmi mengundurkan diri dari jabatan gubernur, sehingga ia masih berstatus sebagai pejabat publik yang sedang menjabat. Hal ini memicu kontroversi karena menimbulkan pertanyaan tentang kesetaraan dalam persaingan politik. Sebagian pihak menilai bahwa seorang pejabat publik yang masih menjabat seharusnya tidak boleh mengikuti kontestasi politik dalam posisi apapun, karena hal tersebut dapat mempengaruhi objektivitasnya dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai pejabat publik. Namun terdapat nama yang kini diduga menyalip Ganjar Prawono, yakni Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Dimana adanya sentimen yang negatif mengenai penolakan Piala Dunia U-20.
Selain itu, terdapat pendapat yang menyatakan bahwa pengumuman ini juga menunjukkan dominasi Megawati dalam mengambil keputusan penting di PDIP. Beberapa pengamat politik menyatakan bahwa keputusan Megawati untuk mengusung Ganjar sebagai bakal calon presiden merupakan bukti dari dominasi Megawati dalam partai tersebut.
Megawati dianggap sebagai figur yang sangat berpengaruh di PDIP, dan keputusannya untuk mengusung Ganjar dianggap sebagai bentuk kekuasaannya yang kuat di partai. Hal ini tentu saja menimbulkan pertanyaan tentang demokrasi dalam partai politik, dan apakah keputusan Megawati benar-benar mewakili suara dari seluruh kader PDIP atau hanya sebagian.
Tidak ada komentar