Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

Classic Header

{fbt_classic_header}

Header

Breaking News:

latest

OPINI : Program Pencegahan Penyakit dari Teknologi Nyamuk Wolbachia

  Penulis: Yulinda (Mahasiswi Komunikasi & Penyiaran Islam, IAIN Parepare)   OPINI--- Sebuah program pada dunia Kesehatan yang ramai jad...


 

Penulis: Yulinda (Mahasiswi Komunikasi & Penyiaran Islam, IAIN Parepare)

 OPINI---Sebuah program pada dunia Kesehatan yang ramai jadi perbincangan Masyarakat tentang program teknologi pengembangan dan pengembang biakan nyamuk Wolbachia. Sebelum kita mengetahui apa itu nyamuk Wolbachia, kita sebaiknya lebih memahami terlebih dahulu apa itu Wolbachia. Wolbachia adalah bakteri yang umum dan terdapat secara alami pada spesies serangga, termasuk beberapa nyamuk, lalat buah, ngengat, capung dan kupu-kupu. Wolbachia aman bagi manusia dan lingkungan, mereka hidup dalam sel serangga serta diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui telur serangga.

Kemudian nyamuk Wolbachia itu sendiri adalah bakteri alami dari 10 jenis serangga. Wolbachia dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti dapat megurangi replikasi virus dengue yang bisa menurunkan kapasitas nyamuk sebagai vector dengue. Nyamuk Wolbachia merupakan pendekatan inovatif dalam pengendalian populasi nyamuk dan penyebaran penyakit yang ditularkan oleh nyamuk seperti demam berdarah dan virus Zika.

Penemu nyamuk Wolbachia itu sendiri adalah sosok professor Indonesia yang bekerja sama dengan Bill Gates Ciptakan Nyamuk Wolbachia. Pada tahun 2013, ia sudah bergelut dengan penelitian mengenai nyamuk Bersama World Masquito Program Yogyakarta. Melinda French yang dikenal sebagai Melinda Gates, ia adalah filontropis dunia, yang mengangumi seorang ilmuan yang berasal dari indonesia. Sampai kemudian dilakukan pengembang biakan nyamuk dan penelitian lebih lanjut terkait nyamuk Wolbachia di Colombia yang kemudian menjadi salah satu Program terbesar untuk dunia yang penyebarannya akan dilakukan di beberapa negara salah satunya Indonesia.  

Penggunaan Wolbachia dalam nyamuk memiliki potensi besar untuk mengurangi populasi nyamuk pembawa penyakit. Ini dapat mengurangi risiko penularan penyakit yang disebarkan oleh nyamuk, membantu melindungi masyarakat dari wabah penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk. Salah satu keunggulan utama dari teknologi Wolbachia adalah pendekatannya yang ramah lingkungan. Dibandingkan dengan penggunaan insektisida kimia, penggunaan bakteri Wolbachia tidak merusak lingkungan alamiah karena ini merupakan pendekatan biologis yang tidak mencemari lingkungan.

Meskipun terdapat banyak potensi yang menjanjikan, penerapan teknologi Wolbachia juga memerlukan penelitian yang cermat dan evaluasi secara menyeluruh. Hal ini penting untuk memahami dampak jangka panjang terhadap ekosistem dan kesehatan manusia. Kesuksesan penerapan teknologi ini membutuhkan dukungan luas dari komunitas lokal. Edukasi dan informasi yang tepat kepada masyarakat akan membantu dalam penerimaan teknologi ini dan memastikan partisipasi yang diperlukan dalam program pengendalian nyamuk.

Kolaborasi antara pemerintah, lembaga kesehatan, peneliti, dan komunitas sangat penting untuk keberhasilan teknologi Wolbachia dalam pengendalian nyamuk. Selain itu, keberlanjutan program ini juga menjadi kunci keberhasilannya dalam jangka panjang. Penerapan teknologi ini juga memunculkan pertanyaan etika terkait dengan modifikasi organisme hidup. Regulasi yang ketat diperlukan untuk memastikan bahwa penggunaan Wolbachia dalam nyamuk aman bagi manusia dan lingkungan.

Dengan penelitian lebih lanjut, pendekatan Wolbachia pada nyamuk memiliki potensi besar untuk mengurangi penyebaran penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Namun, penting untuk terus memperhatikan aspek-aspek kesehatan, lingkungan, sosial, dan etika dalam penerapannya.

Adapun ketika nyamuk aedes aegypti sudah terinveksi bakteri Wolbachia nyamuk-nyamuk tersebut akan mengalami yang Namanya kemandulan, akibatnya nyamuk-nyamuk tersebut tidak akan lagi menyebarkan virus denggi saat menghisap darah manusia. Dengan demikian hal ini akan menyebabkan atau mengalami keuntungan karena nyamuk-nyamuk yang sudah terinveksi Wolbachia tidak akan lagi menyebabkan adanya manusia yang terkena atau mengalami penyakit DBD.

Pelepasan nyamuk Wolbachia di Indonesia ini bertujuan agar saat nyamuk Wolbachia melakukan perkawinan dengan nyamuk biasa kemudian bisa menularkan virus Walbachia kepada nyamuk lainnya,dan juga hasil dari perkawinan nyamuk tersebut akan terus menambah populasi nyamuk yang mengandung virus Wolbachia dan pada akhirnya populasi nyamuk kedepannya akan mengandung Wolbachia.

Kemudian untuk menurunkan Tingkat DBD yang sangat tinggi KEMENKES melakukan penyebaran Wolbachia di lima kota yaitu Jakarta Barat (DKI Jakarta), Semarang (Jawa Tengah), Kupang (NTT), Bontang (Kalimantan Timur), Bandung (Jawa Barat). Lima kota ini memiliki Tingkat penyebaran DBD yang tinggi maka dari itu mengapa kelima kota ini diberikan perhatian khusus.

Dalam hal ini, nyamuk yang sudah terinfeksi virus Wolbachia dan tidak terinfeksi itu sulit dibedakan, dikerenakan hampir tidak ada pembeda secara fisik, dan untuk efek dari gigitan nyamuk hampir sama dengan gigitan nyamuk pada umumnya yang menyebabkan rasa gatal dan bintik merah pada kulit manusia. Meskipun memiliki berbagai bentuk dampak yang menguntungkan terhadap pencegahan penyakit namun tentunya kita juga perlu memahami bagaimana kemudian dampak jangka Panjang dari program nyamuk Wolbachia ini karna kita belum tahu pasti apa dampak yang bisa ditimbulkan dalam kestabilan lingkungan hidup karna bagaimanapun sesatu yang kemudian direkayasa secara genetika itu tentunya harus kita pahami karna nyamuk juga merupakan larva yang sangat penting terhadap rantai ekologi yang dimana nyamuk juga penting untuk memenuhi secara kebutuhan serangga dan hewan lain dan tentunya kita harus memahami dampak dari pada nyamuk yang di rekayasa secara genetika jangan sampai kemudian program ini dapat memberikan dampak terkait keberlangsungan populasi serangga dan hewan lainnya dikarenakan rekayasa genetika pada nyamuk Jantan Wolbachia apabila melakukan perkawinan dengan nyamuk betina yang tidak mengandung Wolbachia itu tidak menghasilkan telur atau beranak sehingga akan berdampak penurunan populasi terhadap nyamuk. Selain dari pada itu tentunya perlu penelitian dan perhatian secara menyeluruh agar kedepannya tidak memberikan keresahan terkait dampak yang ditimbulkan.

Tidak ada komentar