Penulis: Nurul Halika Putri, Mahasiswi Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) OPINI--- Saat ini ramai diperbincangkan tentang ...
Penulis: Nurul Halika Putri, Mahasiswi Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
OPINI--- Saat ini ramai diperbincangkan tentang muncul dan mewabahnya
suatu penyakit yang menghebohkan dunia, penyakit ini dikenal dengan nama Virus
Corona (Covid-19). Virus ini awalnya ditemukan di Wuhan, China pada akhir 2019
dan penyebarannya sudah berada di berbagai belahan dunia. Kemudian, banyak
rumor yang mengatakan virus ini tidak terjadi secara alami melainkan diproduksi
di laboratorium. Lantas berasal dari manakah sebenarnya virus ini?
COVID-19 ini terus
menjadi perdebatan, banyak yang belum tahu dari mana asal virus corona yang
mulai merebak di Wuhan, China, Desember 2019. Pada awal kemunculannya, beredar
kabar virus corona berasal dari hewan yakni kelelawar. Namun tidak hanya itu,
Sempat pula beredar kabar virus satu ini merupakan buatan manusia. Amerika
Serikat dan China, sempat terlibat saling tuding perihal asul-usul virus corona
ini.
Di samping terus menyebarnya Covid-19 di seluruh dunia,
dengan kasus-kasus baru yang dilaporkan. Tampaknya ada juga teori yang menyebar
sama cepatnya, yakni teori konspirasi yang mengklaim adanya aktor kuat
yang merencanakan sesuatu yang jahat
berkaitan dengan COVID-19 ini.
Mengapa teori Konspirasi dengan cegitu cepatnya tersebar?
Karena, teori konspirasi memiliki kecenderungan muncul di saat terjadi krisis
di tengah masyarakat. Seperti perubahan politik, serangan teroris atau bahkan
krisis ekonomi.
Satu teori konspirasi menyebut bahwa virus ini adalah
senjata biologis yang direkayasa oleh Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerika
Serikat Sebagai cara untuk berperang di Cina. Sementara ada pula teori lain
yakin bahwa pemerintah Inggris dan Amerika Serikat memperkenalkan virus ini
sebagai cara untuk menghasilkan uang dari vaksin yang akan mereka buat.
Setelah semua keambiguan itu muncullah sebuah pencerahan.
Ada sebuah penelitian baru yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nature
Medicine. Penelitian itu menunjukkan bahwa tidak ada bukti virus corona ini
diciptakan manusia alias hasil kreasi di laboratorium. Menurut Shan-Lu Liu di
Ohio State University mengatakan virus ini berasal dari kelelawar. Jadi, tidak
mungkin Corona merupakan virus buatan manusia yang dibuat di dalam
laboratorium.
Akan tetapi mencurigai kelelawar tentu saja memiliki sebuah
alasan, karena virus COVID-19 ini sebelumnya terlihat pada kelelawar tapal kuda
(horseshoe bats) yang berada di China. Kemudian muncul lagi pertanyaan,
bagaimana penyakit kalelawar itu bisa berpindah ke manusia dan bahkan menyebar
keseluruh dunia?
Nah, perlu diketahui Kelelawar adalah satu-satunya mamalia
yang bisa terbang. Kemampuannya itulah yang mampu menyebarkan dalam skala besar di wilayah yang luas.
Jadi, dengan adanya penyebaran berita palsu dan teori
konspirasi seputar wabah COVID-19 adalah masalah yang sangat serius sekaligus
sangat berbahaya bagi masyarakat. Karena bisa kita ketahui arti dari konspirasi
adalah persekongkolan sekelompok orang dalam merencanakan sebuah kejahatan yang
dilakukan dengan rapi dan sangat dirahasiakan.
Saran saya, selain bertindak untuk memutus mata rantai
penyebaran Covid-19 ini, pemerintah juga harus bertindak untuk menghentikan
kesalahan informasi ataupun teori konspirasi yang berkaitan dengan virus
tersebut.
Tidak ada komentar