Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

Classic Header

{fbt_classic_header}

Header

Breaking News:

latest

Analisis Pengamat Komunikasi Politik tentang Dukungan Jokowi terhadap Airlangga Hartarto sebagai Calon Presiden di Musyawarah Relawan

Penulis: Azwarani (Mahasiswa Komunikasi & Penyiaran Islam, IAIN Parepare) OPINI---  H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo   atau yang lebi...



Penulis: Azwarani (Mahasiswa Komunikasi & Penyiaran Islam, IAIN Parepare)

OPINI--- H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo atau yang lebih dikenal dengan prabowo subianto merupakan seorang politis dan perwira tinggi militer Indonesia.beliau mengawali karir militer di TNI angkatan darat sebagai seorang letnan , salah satu tugas pertamanya yaitu sebagai komandan pleton pada grup I/para komando yang menjadi bagian dari pasukan operasi nanggala di timor-timur.Karir politik dari prabowo subianto dimulai saat dirinya akan mencalonkan diri sebagai bakal calon presiden indonesia dari partai golkar pada konvensi capres golkar tahun2004.

Kemudian sosok Airlangga Hartarto yang pernah menjabat sebagai ketua Asosiasi Emiten Indonesia periode 2011-2014. Airlangga Hartarto juga menjadi ketua umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) periode 2006-2009, ketua dewan insinyur PII 2009-2012.Airlangga memulai karir politiknya sendiri ketika ia berhasil terpilih menjadi bendahara DPP partai Golkar periode selama periode 2004-2009.

Lalu Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, mengeluarkan opini yang menarik tentang dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap Airlangga Hartarto sebagai calon presiden di Musyawarah Relawan (Musra) Jokowi. Menurutnya, munculnya nama Airlangga sebagai salah satu dari tiga kandidat capres di Musra adalah keinginan dari Jokowi sendiri, yang ingin Airlangga menjadi kandidat capres melalui suara Musra Relawan.

Jamiluddin juga menilai bahwa hasil Musra merupakan perpanjangan tangan Jokowi mendukung Prabowo-Airlangga. Dalam pandangannya, Jokowi berpeluang menduetkan Prabowo dan Airlangga sebagai pasangan capres dan cawapres pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Hal ini dikarenakan Prabowo dan Airlangga tidak akan berhadapan dengan Ketum PDIP dalam hal penentuan pasangan capres dan cawapres.

Namun, Jamiluddin juga mengakui bahwa Musra Relawan Jokowi hanya bisa menyuarakan capres yang layak menurut versi mereka, sementara kewenangan mengusung capres hanya milik partai yang punya kursi di Senayan. Oleh karena itu, hasil Musra relawan hanya dapat digunakan Jokowi untuk memengaruhi para ketua umum partai politik koalisi dalam memilih capres.Meskipun demikian, Jamiluddin menambahkan bahwa pengaruh Jokowi hanya kepada Ketum Golkar, Gerindra, PAN, PKB, dan PPP. Kepada Ketum PDIP, pengaruh Jokowi tidak akan terjadi karena Jokowi tidak cukup punya power untuk mempengaruhi Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP.

Sebagai pengamat komunikasi politik, Jamiluddin juga menilai bahwa munculnya nama Airlangga di Musra Relawan Jokowi justru mengejutkan, karena elektabilitasnya tidak sepopuler dua nama lain, yakni Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Namun, Jamiluddin menyebut opsi yang paling realistis adalah apabila Jokowi meminta Airlangga mendampingi Prabowo.Dalam pandangan Jamiluddin, munculnya nama Airlangga di Musra Relawan Jokowi menunjukkan bahwa Airlangga dianggap memiliki potensi untuk menjadi capres di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Namun, meskipun Airlangga memiliki potensi, ia masih perlu meningkatkan elektabilitasnya agar dapat bersaing dengan para kandidat lainnya.

Dalam kesimpulannya, pendapat Jamiluddin tentang dukungan Jokowi terhadap Airlangga Hartarto sebagai calon presiden di Musra Relawan menunjukkan bahwa ia memiliki pandangan yang kritis dan objektif terhadap politik Indonesia. Meskipun demikian, opini tersebut tetap tergantung pada bagaimana dinamika politik di Indonesia berkembang di masa mendatang.

Tidak ada komentar