Penulis: Nur Adelia (Mahasiswi Komunikasi & Penyiaran Islam, IAIN Parepare) OPINI--- Pengungsi rohingnya adalah warga etnis yang melar...
Penulis: Nur Adelia (Mahasiswi Komunikasi & Penyiaran Islam, IAIN Parepare)
OPINI--- Pengungsi rohingnya adalah warga etnis yang melarikan diri ke Indonesia dari upaya genosida yang dilakukan oleh pemerintah junta militer Myanmar. Rohingya adalah kelompok etnis Indo-Arya yang berasal dari Negara bagian Rakhine, Myanmar. Sekitar 1,4 juta orang Rohingya tinggal di negara Myanmar sebelum Genosida Rohingnya pada tahun 2017.
Pengungsi Rohingya datang di Indonesia dengan tujuan untuk mengungsi karena mereka terdampar, Tapi nyatanya pengungsi rohingya tidak terdampar sama sekali, awalnya Rohingnya mengungsi ke Malaysia akan tetapi negara Malaysia menolak hadirnya pengsungsi rohingya karena jumlahnya yang terlalu banyak dan asal mereka yang terlalu dekat dengan negara tersebut, sehingga mereka inisiatif mengungsi ke negara Indonesia.
Hadirnya warga rohingnya di Indonesia mengaku memang bertujuan ingin
datang ke Indonesia dan mereka diberangkatkan oleh midddle men menggunakan
speat boat dari Bangladesh. Saat ditanya oleh warga Indonesia kenapa mereka
bisa mengetahui bahwa dirinya sedang berada di Indonesia jika memang benar
benar terdampar, salah satu pengungsi rohingya yang bernama Deliwarsa ini
mengaku memang bertujuan mengungsi ke Indonesia dari awal, dan dia juga
mengatakan bahwa apabila penduduk Indonesia mengizinkan adik kakak dan suadara
saudaranya dan juga seluruh keluarganya untuk mengungsi mereka akan ikut
menyusul ke Indonesia.
Awalnya Aceh dikenal ramah terhadap pengungsi, mereka menerima baik kedatangan pengungsi Rohingya, karena menolong pengungsi sejatinya kemanusiaan, bukan tentang ada atau tidak adanya aturan warga Indonesia. Di India terdapat satu rumah susun (rusun) yang telah disediakan agar mereka bisa menempatinya, tapi warga Rohingya menolak untuk menempati rusun itu dan mereka lebih memilih untuk meninggalkan negaranya dan mengungsi di negara lain, mereka juga diberi bantuan dari negaranya sendiri. Aceh menganggap Rohingya datang dengan tujuan yang baik. Mereka diberi bantuan seperti tempat tinggal, makanan dan lain sebagainya, akan tetapi mereka tidak menghargai bantuan yang telah diberikan oleh warga Aceh. Mereka bahkan menolak dan protes, karena makanan yang disediakan menurutnya kurang atau tidak sesuai dengan porsinya. Warga yang mulai geram melihat pengungsi rohingnya yang terus berdatangan, awalnya mereka datang hanya berjumlah 196 orang, kemudian disusul gelombang kedua sebganyab 174 orang dan ditambah lagi 246 orang jadi keseluruhan pegungsi Rohingya 619 orang, dalam sebulan terakhir, lebih dari 800 pengungsi rohingya terdampar di sejumlah pantai wilayah Aceh, Saat ini pengungsi berjumlah lebih dari 1.500 orang. Jangankan memberi bantuan makanan maupun pekerjaan, warga Indonesia pun sulit mencari pekerjaan di negara mereka sendiri. Denga kehadiran mereka hanya menjadi beban bagi warga Indonesia.
Bisa kita lihat bahwasannya Indonesia memang bukan negara yang
menandatangani konvensi PBB tentang pengungsi, karena itu kita tidak punya
tanggung jawab untuk menampung dan memberi makan mereka. Tidakkah muncul pertanyaan tentang pengungsi rohingya
yang hanya menjadi perantara untuk menguasai wilayah Indonesia?
Pengungsi rohingya bukan tidak mau kembali ke negara asalnya akan
tetapi mereka takut untuk kembali karena
disana mereka tidak bisa hidup tenang katanya, mereka akan mati ketika mereka
masih bertahan disana. Tapi akankan warga Indonesia setega itu?
Kita sebagai warga Indonesia harus menindak tegas dan memberikan
bantuan sementara kepada pengungsi dengan mengutamakan terlebih dahulu
kepentingan warga lokal. Pemerintah Indonesia harus lebih berkoordinasi dengan
organisasi-organisasi internasional untuk menangani kasus ini dan kita harus
lebih tegas untuk menjaga wilayah kita dari kedatangan negara-negara asing.
Tidak ada komentar