Penulis: Irma Ramadani (Mahasiswi Komunikasi & Penyiaran Islam, IAIN Parepare) P eran pemuda tidak hanya sebagai agen perubahan namun ...
Penulis: Irma Ramadani (Mahasiswi Komunikasi & Penyiaran Islam, IAIN Parepare)
Generasi
milenial tidak boleh hanya menjadi penonton, mereka juga tidak boleh sekedar
menggunakan hak suaranya apalagi tidak memilih (golput). Generasi muda,
generasi milenial, harus mampu menebarkan energi positif dan menyebarkan virus
kebaikan, khususnya dalam hal melakukan observasi pemilu secara partisipatif. Apalagi
di era sekarang ini sudah sangat banyak teknologi yang canggih / sosial media
untuk mencari tahu siapa saja pemimpin-pemimpin yang layak untuk dipilih. Oleh
sebab itu diperlukan para pemuda yang partisipatif dan memiliki kepedulian
tinggi terhadap pemilu, untuk pemimpin-pemimpin yang baik kedepannya.
Para
pemuda di era masa kini diharapkan mampu mengetahui tipe-tipe pemimpin yang
layak dipilih. Pemimpin yang memiliki kinerja bagus sebelum mencalonkan juga
harus menjadi aspek penting, bukan hanya itu pemuda juga diharapkan dapat
mengetahui asas-asas yang ada dalam pemilu serta menerapkannya. Ada beberapa
hal yang bisa dilakukan para pemuda untuk kesuksesan pemilu seperti, ikut serta
dalam proses penyelenggaraan pemilu agar mengetahui teknis seputar pemilu di
berbagai tingkatan seperti daerah maupun kota.
Pemilu
2024 nantinya, para pemuda atau generasi milenial banyak menyumbangkan suaranya.
Namun, sebelum ikut berperan serta dalam pemilu para pemuda harus mengetahui
terlebih dahulu problematika yang terjadi pada pemilu-pemilu sebelumnya. Dengan
mengetahui problematika pada pemilu sebelumnya dapat diminimalisir pada pemilu
mendatang.
Generasi milenial memiliki pengaruh besar bagi
keterpilihan pemimpin Indonesia di masa yang akan datang sebesar 69% “infografis”
memilih pada pemilu 2024 didominasi oleh anak muda untuk itu insan muda mesti
memiliki kesadaran bahwa tonggak kepemimpinan adalah hal krusial untuk
kehidupan di masa yang akan datang kesadaran itu akan menuntun kaum muda harus
meningkatkan kualitas literal anak muda,jika melihat bagaimana proses
konstelasi kepemimpinan yang sedang barjalan pada saat ini sangatlah miris
mereka yang terhormat tak menghadirkan ruang publik yang produktif dengan
gagasan-gagasan mereka hanya mempertontonkan strategi dan taktik politik untuk
membangun kekuatan dengan koalisi belum
lagi kenyang dengan hasil survey tentang elektabilitas tokoh dan pete cocok mencocokkan pasangan.
Tak bisa
disalahkan memang sebab syarat presidential menyebabkan mau tak mau mereka
menghimpun kekuatan politik untuk mendapatkan tiket, padahal
persoalan-persoalan bangsa ini menunggu untuk diselesaiakan misalnya, persoalan
kaum muda yang sulit untuk mendapatkan pekerjaan sebab kesempatan kerja yang
menipis, begitu pula persoalan pendidikan
mulai dari ketimpangan kualitas guru,infrastruktur sampai bagaimana
pendidikan tak mampu memberikan
kesadaran bahwa peran individu yang
merdeka untuk komunitas (masyarakat) penting
untuk memajukan bangsa, meningkatkan literasi menjadi filter kritis
untuk mampu mengelola informasi dalam
konteks ini bagaimana kita mampu untuk
objektif mengikuti proses pergantian kepemimpinan kita demi
menghasilkan pemilihan yang berkualitas.
Pemilih milenial memiliki potensi sebagai basis para
politisi dan parpol jika dimanfaatkan secara maksimal pada pemilu 2024. Salah
satu strategi yang digunakan ialah pemanfaatan digital, media digital untuk
melakukan kampanye media digital pada
tahun politik akan menjadi pusat pertempuran dan persaingan bagi seluruh
peserta pemilu untuk menentukan peralihan maksimal dalam menentukan
suara,mereka harus bersdaptasi dengan zaman sehingga tetap diterima oleh
generasi baru salah satunya melalui media social ruang yang dimiliki medsos
telah menyebabkan disrupsi kelembagaan parpol oleh karna itu, mereka harus
hati-hati jika tidak ingin public
melawan arus kelembagaan yang masih konservatif.
Tidak ada komentar